Pesan Persaudaraan di Hari Fitri
Allahu Akbar Allahu Akbar wa lillahil hamd. Takbir dan tahmid sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt dimunajatkan seluruh umat Islam ketika Ramadan telah paripurna. Idulfitri adalah momen kesyukuran
Allah berfirman:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (Al-Baqarah [2]:185)
Selain momen kesyukuran, Idulfitri sesungguhnya mengandung muatan peneguhan persaudaraan. Peneguhan nilai yang sebenarnya tidak hanya pada Idulfitri, tapi bahkan dari awal, ketika melaksanakan puasa Ramadan.
Rasulullah digambarkan sebagai seorang yang sangat dermawan pada saat Ramadan, berbagi, memberikan apa yang orang butuhkan. Dalam Islam, persaudaraan itu bukan hanya dipercakapkan, tapi dibuktikan, termasuk dengan berbagi kepada yang tidak mampu atau yang membutuhkan.
Demikian pula dalam Ramadan ada anjuran menunaikan zakat. Itu juga berbagi untuk memperkokoh nilai persaudaraan. Lalu, di ujung Ramadan, ada zakat fitrah, juga berbagi untuk meneguhkan solidaritas sosial dan persaudaraan.
Pada hari yang fitri, usai melaksanakan salat dua rakaat, kita Kembali ke rumah masing-masing, membuka pintu rumah dan pintu hati kita kepada sahabat, keluarga, kerabat, bahkan kepada yang berjauhan, bertukar kabar, saling bermaaf-maafan. Itulah keberkahan persaudaraan pada Idulfitri
Dalam Islam, persaudaraan adalah instrument yang sangat vital yang harus dijaga. Maka dalam momen-momen keagamaan, termasuk Idulfitri dan Iduladha dan bahkan dalam Salat kita, selalu ada hal yang terkait dengan peneghunan komitmen persaudaraan sesame manusia. Rukun salat yang terakhir misalnya, ucapan assalamu’alaikum wa rahmatullah, menebarkan kedamaian kepada siapa pun yang ada di sekitar kita. Itulah pesan persaudaraan dalam Islam.