Persaudaraan Pilar Toleransi
Marhaban ya Ramadan
Allah Swt dalam Surat Hud berfirman,
وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ
Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih (dalam urusan agama). (Hūd [11]:118)
Ayat ini memberikan pengertian kepada kita bahwa perbedaan, keragaman, itu adalah sunnatullah; warna warni kehidupan. Warna warni kehidupan ini akan menjadi indah dan memikat, apabila dibingkai dengan toleransi
Toleransi hakikatnya adalah ihtiraamul akhar, menghormati atau menghargai yang berbeda. Toleransi adalah menghargai tanpa harus kehilangan jatidiri. Toleransi tidak perlu menegosiasikan keyakinan. Kita tetap pada akidah kita, namun menghormati yang berbeda.
Toleransi apabila kita inginkan menjadi sesuatu yang kuat dan kokoh, maka harus lahir dari sikap yang otentik, dari kesadaran, bukan dibuat-buat atau karena mengejar satu tujuan tertentu. Karena itu, mari kita pondasikan toleransi kita pada sesuatu yang kokoh. Kita bangun pilar. Dan yang menjadi pilar toleransi itulah persaudaraan.
Persaudaraan adalah sesuatu yang menghubungkan kita dengan orang lain. Ada persaudaraan seiman, antara orang-orang yang beriman. Ada pula persaudaraan seagama, antara orang-orang yang seagama. Ada pula persaudaraan sebangsa, ketika kita berada dalam satu bangsa yang sama. Dan juga ada persaudaraan kemanusiaan.
Rasulullah Saw sangat mementingkan persaudaraan yang terakhir ini, persaudaraan kemanusiaan. Karena itu dalam hajjatul wada’, Rasulullah berpesan
كلكم من ادم و ادم من تراب
Kalian semua berasal dari Adam dan Adam diciptakan dari tanah
Kita hidup di satu tanah yang sama, bumi yang sama, samudera yang sama. Karena itu mari kita jaga kebersamaan ini dengan saling menghargai satu dengan yang lain dan itulah pesan Islam.