Pemuda Idaman Al-Qur’an
Sebenarnya pemuda yang diidamkan oleh Al-Qur’an itu pemuda seperti apa? Allah Swt berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka. (Al-Kahf [18]:13)
Ini adalah ayat yang menggambarkan para pemuda Ashabul Kahfi yang dikatakan sebagai pemuda-pemuda beriman, lalu Allah tambahkan hidayah. Dari kisah Ashabul Kahfi, kita bisa tahu bahwa Allah mengidamkan pemuda yang memiliki keimanan yang Tangguh. Karena Ashabul Kahfi berhasil mempertahankan keimanannya karena Sang Raja kala itu memaksa mereka untuk menyembah berhala.
Setelah ada paksanaan itu, apa yang dilakukan Ashabul Kahfi? Mereka mencari jalan keluar dengan mencari gua sebagai tempat untuk berlindung. Dari sini kita tahu bahwa pemuda yang diidamkan Al-Qur’an adalah pemuda yang mencari penyelesaian masalah, bukan lari dari masalah.
Al-Qur’an bukan hanya menggambarkan pemuda idaman. Al-Qur’an juga mengajarkan bagaimana proses yang harus dilewati oleh pemuda. Ini bisa kita simak dari nasihat-nasihat Luqman Hakim kepada putranya.
Ketika Luqman Hakim melarang putranya menyekutukan Allah. Ketika Luqman Hakim mengingatkan putranya untuk salat dan amar makruf nahi munkar. Ini adalah poin pertama untuk menumbuhkan keimanan pemuda.
Selain itu, Luqman Hakim juga memberikan nasihat yang berkaitan dengan akhlakul karimah. Misalnya, berakhlak yang baik kepada kedua orang tua, tidak sombong, sabar, dan tentu saja selalu merasa berada dalam pengawasan Allah sehingga lebih hati-hati dalam bersikap, berbicara, dan lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas apapun, termasuk aktivitas bermedia sosial.