Kasih Sayang kepada Sesama

M Cholil Nafis, MA, Ph.D, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah M Cholil Nafis, MA, Ph.D, Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah

Hidup ini pada dasarnya dibangun atas kasih sayang. Kita harus menyanyangi antara satu dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial, kita pasti membutuhkan kepada yang lain. Tidak mungkin kita hidup diri sendiri, tanpa dibantu atau membantu kepada yang lain. Oleh karena itu, antara kita merasakan bahagia ketika merasa disayangi oleh orang tua, keluarga, dan teman teman kita.

Diriwayatkan, suatu hari Rasulullah melihat para sahabat yang sedang berkumpul dan berbagi cerita atau bercengkerama. Kepada mereka, Nabi berpesan bahwa kebahagiaan itu bisa didapat dengan cara memberikan rahmat di antara kita. Sahabat lalu berkata: “Kita semua yang ada di sini saling menyayangi, wahai Rasulullah.” Mendengar itu, Rasulullah menjawab,

ليس برحمة احدكم ولكنها رحمة عامة

Bukan hanya kasih sayang antara kalian yang saling kenal saja, tetap kasih sayang itu harus dibangun kepada seluruhnya, kepada alam semesta. Itu kita sebut sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi alam semesta. 

Maka ketika kita mengenal dengan yang lain, atau bertemu, kita sampaikan salam. Kita doakan orang lain damai dan mendapatkan kasih sayang. Mendapatkan kasih sayang Allah dengan menyayangi makhluk-Nya. Kita sesama manusia harus saling menyayangi. Oleh karena itu harus dibangun persaudaraan di antara sesama kita. 

Dulu, KH Achmad Siddik memberikan trilogi kasih sayang, yaitu: ukhuwwah Islamiyah (persaudaran sesama Muslim), ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga bangsa), dan ukhuwwah basyariyah (persaudaraan yang paling mendasar sebagai manusia).

Persaudaran sesame Muslim di manapun berada dibangun berrdasarkan keimanan. Persaudaraan sesama warga negara, kita bisa rasakan saat di luar negeri bertemu dengan sesama warga bangsa. Demikian juga persaudaraan bisa dibangun atas nama sesama orang yang dilahirkan sebagai manusia. Ketika dikumpulkan ketiga-tiganya, maka disebut ukhuwwah insaniyah. Persaudaraan kemanusiana di antara kita. 

Kita menjadi sempurna sebagai manusia manakala bisa membangun kasih sayang di antara kita. Kasih sayang itulah perlu ditumbuhkan di antara kita. Sehingga, kita bisa hidup lebih nyaman dan bahagia. Ini lah cermin dari kehidupan fid-dunya hasanah wa fil akhiati hasanah.

Sebar Artikel Ini

Artikel Terkait