Anggota MHM Dr. Qutb Sano: Tantangan Kontemporer Memerlukan Persatuan Umat dan Rekonsiliasi

Dr. Qutb Mustapha Sano, anggota Majelis Hukama Muslimin (MHM), mantan Menteri Agama, Menteri Kerjasama Internasional, mantan Penasihat Diplomatik Presiden Guinea, dan Sekretaris Jenderal Akademi Fiqih Islam Internasional di Jeddah, menekankan pentingnya menyatukan Umat Muslim dan merekonsiliasi rakyatnya dalam menghadapi tantangan kontemporer yang berupaya memecah belah mereka dan memaksakan budaya tertentu.
Berbicara pada episode ketiga program "One Ummah" yang ditayangkan di media sosial MHM selama Ramadan 1446 H, Rabu (12/3/2025), Dr. Qutb Mustapha Sano menyatakan bahwa Umat Muslim tengah menghadapi berbagai tantangan intelektual, sosial, politik, dan ekonomi. Tantangan tersebut memerlukan upaya terpadu untuk mengatasinya. Hal ini dapat dicapai dengan melahirkan generasi yang mampu mengubah tantangan tersebut menjadi peluang dan memanfaatkan teknologi modern secara positif dan bermanfaat bagi Umat.
Anggota MHM ini lebih lanjut menjelaskan, persatuan umat juga berarti menjauhi ekstremisme dan radikalisme serta menjunjung tinggi nilai-nilai saling pengertian dan hidup berdampingan. Hal ini menjadi fokus utama Konferensi Dialog Intra-Islam yang diselenggarakan di Bahrain pada Februari lalu, yang menyerukan persatuan umat berdasarkan keyakinan bersama bahwa orang-orang yang melaksanakan salat, menghadap kiblat, dan mengonsumsi makanan halal adalah Muslim.
Dr. Qutb Sano mengimbau umat untuk melupakan konflik-konflik historis masa lalu yang tidak melibatkan generasi sekarang dan masa depan, dengan mengutip firman Allah: "Itu adalah suatu umat yang telah ada sebelumnya. Bagi mereka apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah mereka kerjakan." (Al-Quran, 2:141). Hal ini, tegasnya, sangat penting bagi umat untuk memulihkan persatuan, kepemimpinan, dan keunikannya.