Sesi Pertama Paviliun Iman pada COP29 Bahas Kolaborasi Lintas Agama untuk Kelestarian Bumi

Diskusi pada Paviliun Iman COP29 Diskusi pada Paviliun Iman COP29

Menandai pembukaan Paviliun Iman pada COP29, Rabu (13/11/2024), digelar seminar yang membahas kolaborasi lintas agama untuk kelestarian bumi. Seminar diselenggarakan Majelis Hukama Muslimin (MHM), diikuti lebih dari 97 organisasi dari 11 agama dan beragam denominasi. 

Hadir menyampaikan pidato utama, Presiden Forum Lintas Agama G20, Profesor W. Cole Durham Jr. Dia menekankan kebutuhan mendesak akan Paviliun Iman khusus di acara-acara COP untuk memperkuat seruan untuk bertindak dan menumbuhkan kesadaran, keduanya penting untuk memenuhi tujuan dan hasil konferensi. Ia menyoroti bahwa nilai-nilai rasa hormat dan pengelolaan adalah prinsip-prinsip dasar manusia yang mendukung banyak pekerjaan dalam bidang lingkungan.

Sesi pertama rangakaian seminar ini membahas  "Kolaborasi Lintas Agama dalam Aksi: Pengelolaan Bumi." Sesi ini difokuskan pada tanggung jawab komunitas agama untuk memastikan para pengikutnya menyadari pentingnya melindungi bumi dan sumber dayanya. 

Para pembicara berbagi tentang bagaimana mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip inti agama dapat membangun jembatan komunikasi dan memengaruhi perilaku yang mendukung pelestarian lingkungan. Mereka menegaskan, umat manusia harus bertindak untuk menyelamatkan bumi dan mencegah bencana alam yang merenggut banyak nyawa di seluruh dunia.

Sesi kedua, dibahas tentang "Etika, Inklusivitas, dan Partisipasi". Sesi ini menyajikan praktik-praktik efektif untuk perencanaan adaptasi berkelanjutan yang dipimpin oleh organisasi-organisasi agama. Para pembicara menekankan bahwa konferensi COP merupakan platform penting untuk berbagi praktik-praktik terbaik dalam ketahanan iklim, khususnya bagi negara-negara berkembang yang bergantung pada perencanaan adaptasi. 

Mereka mencatat bahwa pembiayaan adaptasi merupakan kebutuhan penting bagi negara-negara ini, dengan menunjukkan bahwa meskipun negara-negara maju telah berjanji untuk menggandakan kontribusi mereka, komitmen-komitmen ini masih belum terpenuhi, sehingga menciptakan kesenjangan signifikan yang menghambat program-program aksi iklim.

Sementara sesi ketiga, "Mendorong Gaya Hidup Berkelanjutan melalui Iman," para pembicara menggarisbawahi pentingnya memberi alam kesempatan untuk pulih, seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19, ketika bumi menunjukkan tanda-tanda regenerasi tanpa campur tangan manusia dan menyoroti kesenjangan antara niat dan tindakan terkait lingkungan, yang terus menghambat upaya konservasi. Sesi ini menyerukan peran aktif dari para pemimpin agama untuk menginspirasi individu dan masyarakat agar mengadopsi praktik berkelanjutan bagi lingkungan.

Berlangsung dari 12 - 22 November 2024, Paviliun Iman dibangun berdasarkan keberhasilan edisi pertamanya di COP28, yang diadakan di Uni Emirat Arab, 2023. Dengan lebih dari 40 sesi diskusi, paviliun akan berfokus pada kolaborasi antaragama untuk pengelolaan lingkungan, praktik adaptasi berkelanjutan yang dipimpin oleh komunitas agama, mempromosikan gaya hidup berkelanjutan melalui nilai-nilai agama, mengatasi dampak non-ekonomi dari perubahan iklim, meningkatkan akses ke pendanaan kerugian dan kerusakan, mengadvokasi mekanisme akuntabilitas lokal, dan mempromosikan keadilan iklim yang inklusif untuk semua.
 

Sebar Artikel Ini

Artikel Terkait