MHM Ikuti Sidang ke-22 Sekretariat Jenderal Kongres Pemimpin Agama Dunia dan Tradisional di Kazakhstan

Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (MHM) Konselor Mohamed Abdelsalam berpartisipasi dalam sidang ke-22 Sekretariat Jenderal Kongres Pemimpin Agama Dunia dan Agama Tradisional, yang diselenggarakan 7 dan 8 Oktober 2024 di Astana, Kazakhstan. Sesi tersebut dihadiri sekitar 30 pemimpin agama dan pimpinan organisasi internasional dari 20 negara di seluruh dunia.
Dalam pidatonya, Senin (8/10/2024), Sekretaris Jenderal Abdelsalam menyampaikan apresiasi MHM atas upaya luar biasa Kongres Pemimpin Agama Dunia dan Agama Tradisional dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati, serta dalam menumbuhkan pemahaman di antara komunitas agama. Ia memuji Kongres karena telah membangun pengalaman perintis sejak diluncurkan di Astana pada 2003. Konselor Abdelsalam juga memuji Kazakhstan atas kekayaan keragaman agama, budaya, dan peradabannya, yang telah menjadi warisan sejarah yang berkelanjutan.
Abdelsalam juga menekankan bahwa MHM telah mempertahankan kehadiran aktif dalam konferensi internasional ini selama beberapa tahun terakhir, berpartisipasi dalam tujuh sesi berturut-turut termasuk pada 2022, ketika Astana menjadi tuan rumah pertemuan simbolis dan bersejarah yang menghadirkan Imam Akbar Dr. Ahmed Al-Tayeb bersama Paus Fransiskus dan para pemimpin agama lainnya dari seluruh dunia.
Sekretaris Jenderal MHM menyambut baik keputusan untuk mengadakan Forum Pemimpin Agama Muda pertama, dengan menyatakan bahwa hal itu memastikan kelanjutan konferensi global yang penting ini dengan misinya yang mulia. Ia lebih lanjut menekankan bahwa para pemimpin agama muda, terpelajar, dan dinamis saat ini memiliki potensi untuk mengatasi hambatan lama antara lembaga dan dapat bersatu untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan universal secara setara untuk semua.
Konselor Abdelsalam mengakhiri sambutannya dengan menegaskan kembali komitmen MHM, sebagai anggota Sekretariat Jenderal Kongres, untuk memajukan peran para pemimpin agama dalam mempromosikan keadilan manusia. Hal ini akan dilakukan dengan memanfaatkan pengalaman MHM dalam berkoordinasi dengan lembaga-lembaga keagamaan global dan berkontribusi dalam penyelenggaraan konsultasi antaragama regional, sebagaimana diuraikan dalam agenda Kongres yang akan datang.
Kongres ini menggelar serangkaian diskusi mendalam tentang pengembangan dan penguatan dialog antaragama, dan memperkenalkan inisiatif-inisiatif baru yang bertujuan untuk memajukan Kongres Pemimpin Agama Dunia dan Agama Tradisional dari tahun 2023 hingga 2033. Selain itu, Kongres membahas penyelenggaraan Forum Pemimpin Agama Muda pertama, yang bertujuan untuk menyediakan wadah bagi dialog antargenerasi dan mendorong para pemimpin agama yang lebih muda untuk terlibat dalam tantangan-tantangan spiritual dan sosial global.
Dalam upaya untuk mempromosikan diplomasi agama dan memperluas peran agama dalam membangun jembatan antara budaya dan bangsa, peraturan baru diadopsi yang mendefinisikan peran Duta Besar Muhibah Kongres. Tokoh-tokoh terkemuka ditunjuk untuk menduduki posisi bergengsi ini, yang bertugas mendukung upaya-upaya untuk mempromosikan perdamaian dan pemahaman di antara agama-agama, budaya, dan peradaban di seluruh dunia.
Konselor Mohamed Abdelsalam terpilih dengan suara bulat sebagai Duta Besar Muhibah Kongres untuk masa jabatan tiga tahun yang dapat diperpanjang, sebagai pengakuan atas dedikasinya dalam mempromosikan dialog, toleransi, hidup berdampingan secara damai, serta pemahaman antaragama dan antarbudaya.