Pembakaran Mushaf Al-Quran kembali terulang di Denmark, pekan lalu. Majelis Hukama Muslimin (MHM) yang diketuai Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb mengecam keras aksi ekstremis tersebut. Hal itu merupakan tindakan permusuhan yang memalukan.

"Majelis Hukama Muslimin menyatakan sikap tegasnya menolak aksi jahat semacam ini yang hendak memprovokasi dan memancing kemarahan umat Islam di dunia," demikian penegasan sikap MHM melalui siaran pers tertulis, Sanin (24/7/2923). 

"Terulangnya kembali aksi rasis seperti itu menunjukkan perilaku ekstrem, fanatisme buta, dan kebencian yang memalukan dan bertentangan dengan nilai-nilai moral umat manusia," sambungnya. 

MHM juga menilai aksi tersebut  mengganggu upaya menebar nilai-nilai perdamaian dan hidup bersama dalam kerukunan dan kedamaian. 
MHM mengajak semua pihak untuk segera mengambil langkah hukum untuk menghentikan tindakan penodaan terhadap agama dan pelanggaran terhadap simbol-simbol suci agama. 

"Majelis Hukama memandang bahwa aksi tersebut tidak dapat dibenarkan atas nama kebebasan berpendapat dan berekspresi," tandasnya.