Bersamaan KTT untuk Masa Depan di New York, MHM dan Vatikan Bahas Sinergi Promosikan Nilai Koeksistensi dan Perdamaian
Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (MHM), Konselor Mohamed Abdelsalam, bertemu Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Kota Vatikan, (Senin, 23/9/2024). Pertemuaan ini berlangsung di sela rapat persiapan KTT untuk Masa Depan yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa di kantor pusatnya, New York, 22 - 23 September. Keduanya membahas hubungan bilateral dan inisiatif bersama yang bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan nilai-nilai dialog, toleransi, koeksistensi, dan perdamaian.
Sekretaris Jenderal MHM menekankan peran penting yang dimainkan para pemimpin dan tokoh agama dalam mengatasi tantangan global. Ia menunjukkan bahwa Paviliun Iman di COP29, yang dijadwalkan akan diadakan di Azerbaijan, merupakan kelanjutan dari keberhasilan Paviliun Iman COP28 di Dubai. Paviliun tersebut bertujuan untuk meningkatkan partisipasi para pemimpin dan tokoh agama dalam aksi iklim global.
Konselor Abdelsalam juga mencatat bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia, mewujudkan semangat toleransi dan hidup berdampingan secara damai antaragama. Kunjungan tersebut juga mengirimkan pesan penting tentang perlunya upaya bersama dalam isu utama yang menjadi perhatian seluruh umat manusia—perubahan iklim.
Sementara itu, Kardinal Pietro Parolin mengatakan bahwa agama dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran lingkungan global dan mendorong keterlibatan masyarakat yang positif. Ia juga menyoroti bahwa Dokumen Persaudaraan Manusia, yang ditandatangani bersama oleh Grand Syekh Al Azhar, Imam Akbar Dr. Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus di Abu Dhabi pada 2019, dan inisiatif perintis yang dihasilkan, termasuk Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia dan Rumah Keluarga Abraham, memerlukan upaya yang berkelanjutan dan tekun untuk membangun warisan yang telah mereka bangun dalam mempromosikan dialog global, perdamaian, pemahaman, dan rasa hormat antara berbagai budaya dan agama. Ia juga memuji upaya Uni Emirat Arab dalam mempromosikan dan memperkuat nilai-nilai dan prinsip persaudaraan manusia, dan dalam memupuk toleransi, perdamaian, dan hidup berdampingan.